Minggu, 30 Mei 2010

Buaian Bunda...

Pada hari ini, Bunda perlu mengetahui keajaiban- keajaiban penciptaan buah hati dalam rahim Bunda. Allah SWT memberi salah satu nama-Nya untuk menyimpan pemberian-Nya untuk Bunda, yaitu rahim yang artinya penyayang. Allah SWT menyimpan air mani itu dalam rahim Bunda karena Allah Tahu bahwa rahim Bunda adalah tempat paling aman dan nyaman untuk pemberian-Nya. Juga, karena Bunda seorang yang shalihah yang dipilih oleh lelaki shalih.

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan...” (Az Zumar 39: 6)

Allah SWT menciptakan manusia baru dari dua orang yang berpasangan. Dan darinya terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot terus membelah hingga menjadi 16 sel (8 pasang) lalu berubah menjadi morula yang bentuknya seperti buah murbei. Allah SWT berfirman,

“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia. Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” ( Az Zumar 39 : 6)

Tiga kegelapan itu adalah kegelapan dalam selaput yang menutupi bayi dalam rahim, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam perut. (Tafsir Ibnu Katsir juz 4). Menurut Prof. Dr. H. Baihaqi A.K, yang dimaksud dengan tiga kegelapan itu adalah tiga periode pertumbuhan janin di dalam rahim untuk menjadi manusia sempurna yang semuanya dalam kegelapan. Ilmu embriologi menyebutkan pula bahwa proses pembentukan bayi dalam rahim melalui 3 tahap yang biasa disebut trimester.

Allah SWT menjadikan proses penciptaan dalam rahim Bunda dalam 3 fase. Setiap fase memiliki keunikan berbeda yang menakjubkan, keajaiban penciptaan manusia dalam rahim Bunda. 3 fase ini merupakan saat- saat penciptaan manusia, yaitu :

1. Fase nuthfah (40 hari) kemudian menjadi ‘alaqah

2. Fase ‘alaqah ( 40 hari) kemudian menjadi mudhghah

3. Fase mudhghah (40 hari) hingga ditiupkan ruh sampai kelahiran.

“Abdullah berkata : RasuluLlah SAW bersabda : “sesungguhnya setiap orang dari kamu terkumpul (masa) kejadiannya di dalam perut ibunya 40 hari dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah sama jumlah masanya dengan itu (40 hari), lalu ia menjadi mudhghah sama jumlah masanya dengan itu (40 hari). Kemudian diutus kepadanya malaikat lalu dihembuskannya ruh padanya.” ( Muttafaq ‘Alaih)

Perubahan janin dari nuthfah menjadi ‘alaqah dan seterusnya berlangsung secara bertahap. Pada 40 hari pertama, darah masih bercampur dengan nuthfah, terus bercampur sedikit demi sedikit hingga sempurna menjadi ‘alaqah pada 40 hari kedua, dan sebelum itu tidak dinamakan ‘alaqah. Kemudian ‘alaqah bercampur dengan daging, sedikit demi sedikit berubah menjadi mudhghah. (Kitab fathul Baari)

Sebelum 120 hari, maka sesuatu yang ada di rahim Bunda belumlah dikatakan bayi, atau tidak mempunyai sebutan karena masih melalui proses penciptaan,

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (Al Insan 76 : 1-3)

Kemudian, setelah melalui proses penciptaan manusia selama 120 hari atau 4 bulan di dalam rahim Bunda, barulah Allah SWT meniupkan ruh pada sesuatu itu, sesuatu yang sudah bisa disebut bayi dalam bahasa embriologi.

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati ( berasal ) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan ) dalam tempat yang paling kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluq yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

(Al Mu’minun 23 : 12, 13, 14)

Bunda, Ibnu Katsir mentafsirkan bahwa dari nuthfah Allah jadikan ‘alaqah, yakni segumpal darah beku yang bergantung di dinding rahim. Dari ‘alaqah menjadi mudhghah yakni sepotong daging kecil yang belum memiliki bentuk. Setelah itu dari sepotong daging bakal anak manusia tersebut, Allah SWT kemudian membentuknya memiliki kepala, dua tangan, dua kaki, dengan tulang- tulang dan urat- uratnya. Lalu Dia menciptakan daging untuk menyelubungi tulang- tulang tersebutagar menjadi kokoh dan kuat. Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut menjadi makhluk baru yang dapat melihat , mendengar dan meraba.

Setelah penciptaannya sempurna, Allah SWT mengutus malaikat untuk meniupkan ruh padanya. Maka ia dapat mendengar, lalu Allah berdialog dengannya dan mengambil persaksian atasnya.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak- anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul, (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : “sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang- orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf 7 : 172)

Bunda, sebelum Bunda mendidiknya, Allah SWT sudah mengenalkan diri-Nya pada janin dalam kandungan Bunda, yaitu Allah. Pelajaran tauhid pertama dari Allah. Mereka menjadi saksi bahwa Allah adalah tuhan mereka. Allah tuhan yang menetapkan Islam sebagai agama kita. Agama yang fitrah mengajak pada kebaikan dunia dan akhirat. Kemudian janinpun nantinya lahir dalam keadaan fitrah.

Tugas Bunda dan ayah adalah melanjutkan didikan sesuai dengan fitrahnya sejak dalam kandungan, tepatnya sejak Allah meniupkan ruh, saat dimana ia bisa mendengar, melihat dan meraba. Mengenal suara Bunda, melihat gelap dan terang, meraba perut Bunda dari dalam dengan tangan, kaki atau dengan kepalanya. Kenalkan ia kembali pada Allah, sampaikan kitab petunjuk bagi hidupnya, yaitu Al Quran, kenalkan ia pada RasuluLlah dan kemuliaan akhlaq beliau.

Bunda yang shalihah,

Kini Bunda sudah tahu bahwa bayi Bunda sudah bisa mendengarkan apa yang Bunda ucapkan. Karena ketika Allah memberi ruh pada bayi Bunda, Allah berbicara padanya dan dia menjawab pertanyaan Allah. Allah membai’at (mengambil kesaksian) anak Bunda dalam rahim. Yang dapat menjawab bai’at adalah yang mendengar dan hanya yang mendengar dapat dididik (Baihaqi. A.K : 2003). Artinya ia mendengar apa yang dikatakan Allah padanya dan ia mau dididik. F. Rene Van De Carr dan Marc Lehrer dalam bukunya, cara baru mendidik anak dalam kandungan mengatakan,”Penelitian kami sendiri dan para ilmuwan dalam bidang perkembangan pralahir menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, bayi dapat belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap.

Bunda yang bijak,

Pada usia ini bayi Bunda sudah dapat dididik. Ketika Bunda mengajaknya berdialog, ia mendengarkan. Allah sudah mendesain suara Bunda terdengar lebih jelas dalam rahim daripada suara- suara lainnya. Dia dapat mengenali suara Bunda dan suara Bunda adalah suara yang paling dia sukai nantinya ketika dia lahir ke dunia.

Amerika dan Eropa bahkan mengakui adanya kehidupan sebelum lahir, atau prenatal. Mereka melakukan percobaan- percobaan dengan mengajarkan hal- hal tertentu pada bayi- bayi dalam kandungan. Kemudian mereka melihat hasil percobaan pengajaran mereka pada bayi- bayi tersebut setelah lahirnya. Dalam sebuah web Life before birth, seorang peneliti pra lahir mengatakan bahwa bayi bayi Prancis yang sudah lahir lebih menyukai orang- orang yang berbahasa Prancis, begitu pula dengan bayi- bayi Rusia yang lebih menyukai orang- orang yang berbahasa Rusia. Dia sudah dapat mencium bau Bunda. Bahkan ketika Bunda bersedih, iapun merasakan kesedihan Bunda,

Orang yang menderita adalah orang yang telah menderita dalam perut ibunya (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud)

Bunda yang lemah lembut,

Ketika Bunda disakiti atau tersakiti maka bayi juga akan merasakan rasa sakitnya, ketika Bunda merasa bahagia ia merasakan kebahagiaan itu. Apa yang Bunda rasa dan Bunda dengar akan dirasakan dan didengar pula oleh bayi. Bayipun belajar dari pengalaman Bunda. Jika suami Bunda marah- marah hingga membuat Bunda menderita, maka bayi ikut menderita. Jika ayah membuat Bunda susah dan sedih maka bayi ikut susah dan sedih.

Beberapa percobaan pada ibu- ibu hamil yang merokok menunjukkan ekspresi bayi- bayi dalam kandungan mereka ternyata bersedih. Wajah- wajah kesedihan mereka telihat dengan menggunakan sebuah alat yang menghubungkan layar monitor dengan rahim ibu, yaitu ultrasonografi.

Seorang ibu yang kelelahan kemudian menghempaskan badannya ke atas tempat tidur merasakan bayinya berguling dalam rahim. Bahkan ada seorang ibu hamil membawa kandungannya ke kebun binatang, ketika melihat singa dan mendengar aumannya, bayi dalam kandungan itu terkejut dan bergerak. Saat lahir, bayi ini terlahir tuli.

Manusia yang paling jelek adalah manusia yang membuat istri (keluarganya) menjadi sempit (susah).” (HR Thabrani dari Abu Umamah)

Bunda katakan pada suami Bunda agar selalu membahagiakan Bunda, membuat Bunda tenang dan tentram selama masa kehamilan sehingga bayi Bunda tidak menderita dalam rahim.

Bunda yang tulus,

Ketaatan Bunda pada Allah membuat Bunda tegar dan berusaha untuk bahagia. Kebahagiaan Bunda adalah kebahagiaan bayi. Kami yakin, Bunda menginginkan kelak ia bisa jadi penyejuk mata bagi Bunda. Kini Bunda sudah mengetahui bahwa bayi yang berada dalam rahim Bunda hidup seperti kita yang berada di luar rahim dan ia banyak belajar dari Bunda. Ia dapat mendengar, dapat merasakan dan dapat belajar dari Bunda. Maka, didiklah ia dengan sebaik- baik didikan.

Dan dia ( Isa) berbicara dengan manusia dalam buaian….” (Ali Imran 3 : 46 )

“(ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu aku menguatkan kamu dengan Ruhul qudus. kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian …” (Al Maidah 5 : 110)

Bunda yang tulus,

Bunda diberi karunia Allah buaian yang paling nyaman untuk bayi, yaitu rahim. Bunda dapat mendidik bayi sejak ia berada dalam buaian rahim yang Bunda punya. Allah sudah mendesain rahim Bunda sebagai tempat paling nyaman untuk belajar bayi. Tempat paling menenangkan, tempat yang penuh dengan kasih sayang dan kelembutan seorang ibu yang dimuliakan Allah kedudukannya dan paling unik sentuhannya. Karena nikmat itulah Allah SWT mewajibkan Bunda untuk mendidik bayi sejak dalam rahim. Karena keagungan Bunda sebagai seorang ibu. Para ulama dan cendekiawan berkata dalam syair,

“ Ibu adalah gurunya para guru yang pertama,

Pengaruhnya tetap membekas sepanjang zaman.”

Juga,

“Kehidupan telah berlalu, maka muliakanlah kedua orangtuamu dengannya,

Namun ibu lebih utama untuk dimuliakan dan berbuat baik kepadanya.

Cukuplah baginya mengandung dan menyusuinya,

Dua hal itu merupakan keutamaan yang diterima setiap orang.”

Kemudian,

“ Anak- anak tidak akan mencapai kemajuan di tengah umat,

Selama ibu- ibu tidak mengalami kemajuan.”

Juga,

“Ibu adalah taman yang apabila disiram,

Dia akan menghasilkan daun- daun yang hijau dan rindang.”

Bunda yang shalihah,

Bunda yang bertaqwa, tidak perlu khawatir, Bunda adalah orang yang mendapatkan berkah dari Allah. Semua urusan Bunda akan dimudahkan oleh Allah terutama dalam mendidik anak dalam kandungan sampai ia lahir nantinya,

Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (Ath Thalaq 65 : 4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ahlan wa sahlan