Minggu, 30 Mei 2010

Bunda, keajaiban untuk dunia

Hari ini, tidak sedikit pemandangan bahkan perasaan yang tidak nyaman ketika mata melihat anak usia 4 bahkan 5 tahun berdiri di dekat pintu mikrolet sambil memegang gitar kayu kecil. Bersenandung lagu- lagu orang dewasa yang mereka sendiri tidak faham maknanya. Di sisi lain anak-anak dibawah umur sudah sibuk dengan telepon genggamnya menelpon kesana kemari. Remaja yang hidup dalam keluarga miskin disibukkan dengan penampilan seperti orang kaya yang berdiri di pinggiran jalan mencari uang dengan cara apapun yang mereka bisa, di sisi llain para remaja kelas menengah keatas sibuk menghamburkan uangnya dengan berbelanja dan berjalan jalan di mal. Tidak sedikit pula yang menjauh dari Islam. Ghawzul fikr.

Sungguh miris, terfikir bagaimana keadaan mereka waktu kecil. Bagaimana mereka di asuh dan didik. Apakah mereka mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya? Pernahkah merreka mendengar kata- kata penuh kasih sayang tertuju untuk mereka? Pernahkah mereka diajak mengenal Allah dan Rasulnya? Pernahkah kepala mereka diusap dengan kasih sayang oleh orangtua mereka? Pernahkan mereka diberi pengetahuan tentang Islam?. Dan masih banyak pertanyaan- pertanyaan lain yang membentuk mereka hingga menjadi seperti itu.

Anak adalah amanah. Orangtua boleh saja bekerja keras untuk mencari nafkah bagi anak- anak mereka. Namun apakah mereka pernah mencari tahu kebutuhan apa yang paling penting bagi mereka? Diberikan harta yang lebih atau dipaksa dengan kekerasan utnuk menjalani hidup apa adanya? Apa yang harus dimiliki seorang anak agar tidak masuk dalam kegelapan? Pernahkah mereka berfikir suatu saat mereka akan mati dan meninggalkan harta termahal yang dapat mengajak mereka ke syurga? Apakah rumah dan isinya dapat mereka ikutsertakan ke liang lahat? Apakah mobil dapat diajak berjalan di alam kubur? Apakah uang dapat membeli syurga Allah? Hanya anak shalih yang dapat menggiring mereka ke syurga dengan doa- doa tulusnya. Namun mendidik mereka untuk menjadi shalih banyak di abaikan oleh para orangtua hari ini. Mereka menitipkan anak mereka pada nenek, pengasuh, sekolah dan tempat penitipan anak. Padahal anak shalihlah yang nantinya menggiring mereka ke syurga.

Mendidik anak merupakan kewajiban dari orangtua. Siap atau tidak siap ketika seseorang memutuskan untuk menikah maka secara tidak langsung ia mendeklarasikan bahwa ia siap untuk menjadi orangtua yang akan dimintai pertanggungjwabannya oleh Allah. Ibu adalah guru pertama, pendidik pertama bagi sang anak dan keluarga adalah sekolah pertama yang meletakkan pondasi bangunan yang kokoh bagi sekolah- sekolah berikutnya yang akan ia masuki. Sekolah kehidupan. Ibu adalah pemilik kelas eksklusif pertama bagi anak.

Mendidik anak bukan hanya dimulai ketika mereka lahir ke dunia tetapi mendidik anak dimulai sejak mereka sudah ditiupkan ruh oleh Allah. Bunda sang pemilik buaian yang akan mereka dengar, mereka lihat dan mereka ikuti selama dalam rahim. Didiklah anak sebaik- baiknya sehingga ia akan datang dengan doa- doanya untukmu. Amin..

Seorang Bunda adalah …

Wanita adalah sosok yang identik dengan kelemah lembutan, penyayang, pencinta. Di dekatnya semua menjadi sejuk, kata- kata dan suaranya mampu menyihir orang sekitarnya, sentuhannya mampu menyuburkan tanaman yang kering. Kasih sayangnya mampu mwarnai seisi dunia.Jika Bunda memiliki waktu tanyakan pada hati nurani Bunda dan pada diri Bunda, benarkah Bunda seperti ini? Ya, semuanya benar. Allah menciptakan seorang wanita untuk menyempurnakan penciptaannya. Darinya akan lahir keturunan sekaligus umat manusia yang paling mulia di muka bumi ini, yaitu umat Muhammad bin AbduLlah.

Seorang ibu adalah sosok yang paling dikagumi dan dihormati oleh siapapun yang masih berdiri tegak di atas bumi ini. Membahagiakan ibu merupakan keinginan terbesar seorang anak. Karena kasih sayang ibu adalah kasih sayang terbesar yang diberikan Allah pada anak. Dari rahim seorang ibulah ia mengenal semua hal tentang dunia sebelum lahirnya. Sentuhan seorang ibulah yang menguatkannya, senyum seorang ibulah yang mengisnpirasinya, keletihan seorang ibulah yang memotivasinya.

Ibu adalah sosok istimewa bagi setiap insan yang disayangi Allah. Ibu akan risau bila anaknya bersedih, ibu akan tersenyum bila anaknya bahagia, ibu akan hilang keletihannya bila anaknya tersenyum, ibu akan berkorban tulus untuk anaknya, tanpa imbalan, tanpa jasa. Ibu tak pernah menuntut, hanya ingin melihat anaknya selalu tersenyum. Ibu mampu tersenyum dalam tangisnya untuk menghibur sang anak, ibu mampu tertawa dalam penderitaannya untuk menguatkan sang anak, ibu mampu menyembunyikan beban hatinya demi kebahagiaan sang anak.

Ibu adalah manusia paling kuat, paling tegar di dunia ini. Mampu bertahan demi anak, mampu mengerjakan apapun yang dibutuhkan anak. Cintanya menghangatkan, kelembutannya melembutkan. Siapapun tidak bisa menolak seorang ibu, kecuali anak durhaka. Kemuliaan seorang ibu menjadikannya manusia pilihan Allah. Tempat dimana Allah menitipkan ciptaannya yang baru, tempat yang diberi Allah salah satu nama-Nya. Sosok yang paling dijaga oleh Allah kelembutannya, kasih sayangnya, sentuhannya. Tak satupun yang mampu menolak rasa bahgia ketika melihat senyum seorang ibu dan tak seorangpun yang mampu menolak rasa sedih ketika melihat airmata ibu. Sosok yang dimuliakan Allah, Rasul-Nya dan para sahabat.

Ibu akan selalu bersinar di hati anaknya bahkan hingga ia meninggalkan dunia nantinya. Ibu tidak akan pernah terlupakan oleh zaman dan orang- orang besar di dalamnya.Betapa bahagianya jika dunia ini dipenuhi oleh para ibu yang taat pada Allah dan rasul-Nya. Ibu akan membangun peradaban dengan anak- anak yang dilahirkannya. Ibu akan mencetak generasi rabbani yang mampu mengubah dunia dengan syariat Allah SWT. Pengorbanan Ibu akan selalu menjadi mahkota bagi generasi yang dilahirkannya. Oleh karena itu, seorang ibu perlu

menetahui bagaimana cara mendidik anak sejak dalam kandungan hingga nanti ketika dewasa kelak bermanfaat dunia dan akhirat. Amin…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ahlan wa sahlan